Rabu, 26 Agustus 2015

SEJARAH TAMAN NARMADA BALI RAJA TAMAN BALI BANGLI




 

Sejarah berdirinya pura ini.

Di Desa Taman Bali terdapat sebuah Taman yang merupakan peninggalan Kerajaan Taman Bali. Taman ini dilengkapi kolam dan tempat pemujaan berupa bangunan Pura Kawitan Maha Gotra Tirta Harum Tamanbali sehingga tempat ini dijadikan tempat rekreasi oleh raja Tamanbali. Taman Narmada Baliraja luasnya sekitar 50 are dikelilingi oleh areal persawahan. Kerama subak mendirikan bangunan Pura Subak yang berada di sebelah Barat Pura Kawitan Maha Gotra Tirta Harum Tamanbali. Disamping itu terdapat pula peninggalan berupa Jempeng Raja (WC) yang berbentuk lembu dan Bangunan Bale Emas (tempat penyimpanan kekayaan raja) yang berada di lingkungan SD No. 1 Tamanbali. Bale emas itu sudah direnovasi pada tahun 1986 oleh warga Desa Tamanbali. Peninggalan ini tentunya mempunyai daya tarik dan sekaligus potensial dikembangkan sebagai obyek wisata, khususnya wisata memancing yang bisa dikaitkan dengan olah raga sepeda gayung dan lari lintas alam


Berdirinya Kerajaan Tamanbali erat sekali kaitannya dengan Pura Tirta Harum yang ada di Desa Tegal Wangi Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung. Berdasarkan monografi Desa Tamanbali yang dikutif dari babad Satria Tamanbali diceritakan bahwa Sang Hyang Subali bersaudara denga Sanghyang Sekar Angsana, Sang Hyang Aji Rembat dan Ida Mas Kuning. Sang Hyang Subali tinggal di Gunung Tohlangkir (Gunung Agung), Sang Hyang Sekar Angsana di Gelgel, Sang Hyang Aji Jaya Rembat di Kentel Gumi dan Ida Mas Kuning di Guliang Kangin Tamanbali. Dalam kaitan ini Pedanda Wawu Rauh dalam kedatangannya ke Bali sempat berkunjung bertemu dengan Sang Hyang Subali. Sekembalinya dari Gunung Agung dalam menempuh perjalanan panjang beliau merasa sangat haus maka turunlah ke sungai Melangit untuk mendapatkan air. Akhirnya beliau menancapkan tongkatnya pada batu karang di tebing sungai Melangit sehingga keluarlah air yang harum dan seorang gadis cantik dari belahan batu karang . Karena air ini sangat harum maka mata air dinamai Tirta Harum dan bahkan bau harumnya sampai ke tegal sekitarnya hingga dinamakan tegal wangi. Kemudian Pedanda Wawu Rauh melanjutkan perjalanan, sedangkan Dewi Nyung Asti masih tetap berada di dalam goa. Dan pada akhirnya Dewi Nyung Asti melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama I Dewa Anga Tirta. Setelah menginjak dewasa diganti namanya dengan sebutan Sang Anom/Sang Anom Bagus, sesuai dengan ajaran Sang Hyang Subali. Kemudian Sang Anom Bagus mendirikan kerajaan di sebelah barat laut dari Tirta Harum yaitu di Narmada dengan nama lain Tamanbali. Tamanbali diuraikan menjadi ta artinya sejati, ma artinya lebih dan Bali artinya asli yang dibuat oleh Sang Hyang Subali. Jadi Tamanbali diciptakan oleh Sang Hyang Subali dengan keahlian yang sejati dan tidak ternodai oleh apapun. I Dewa Anga Tirta/Sang Anom Bagus diangkat menjadi raja oleh Sang Hyang Aji Jaya Rembat. Sang Anom Bagus kawin dengan Dewi Ayu Emas, putri dari Sang Hyang Sekar Angsana yang tinggal di Gelgel Klungkung. Pada pemerintahan Sang Anom Bagus Raja Kerajaan Tamanbali mendirikan tempat pemujaan dan sebuah taman yang indah untuk dijadikan tempat rekreasi. Pemujaan berupa Pura Kawitan Maha Gotra Tirta Harum

sejarah desa tamanbali, bangli



SEJARAH DESA TAMANBALI, BANGLI


Menurut Bhetara Leluhur Dharma Putra (anak angkat) history Tamanbali, WMGTH (Warga Maha Gotra Tirta Harum) – 1 Dharma Putra (anak angkat), 2 anak biologis, dating ke Bali 1350 M, bersama Adipati Majapahit, Sri Kresna Kepakisan (Dalem Semprangan), setelah meninggal bergelar, Bhatara Dalem Siladri/Bhatara Dalem Bakas/Bhatara Batumadeg/Bhatara Tirta Harum.
Bhetara Leluhur Rupaka (Anak Biologis) kembali tiba di Bali tahun 1380 M, leluhur MGWTH, Sang Hyang Wisnu Buana/Ida Ratu sakeng Majapahit/Bhatara Guru/Sri Ayu Murub/Sang Ratu Madeg ring Wilwe Tika, pasraman Tengaling, tugas mendampingi (ngemban) dalem Gelgel I (pertama).
Dikisahkan Raja Wengker dari Kerjaan Majapahit, mendapat seorang istri persembahan dari Raja Gelgel I, yang bernama Dewi Njung Hasti/Dewa Ayu Mas Gegelang. Yang merupakan anak dari Sang Pandia Wawau Rauh/Sang Hyang Subali, kakak dari Sang Jaya Rembat. Raja Wengker dan Dewi Njung Hasti mempunyai anak yang diberi nama Sang Angga Tirta.  Tatkala Raja Wengker kembali ke Majapahit, Sang Angga Tirtadi Dharma Putra diangkat oleh Sang Jaya Rembat, pada bekas Pesraman Beliau mendirikan Pura Dalem Tengaling.
Sang Angga Tirta Menurunkan Dinasti WMGTH, yang didalamnnya ada 3 Dinasty Kerajaan, yaitu
1.      Dinasty Kerajaan Tamanbali (1524 -1809)
2.      Dinasty Kerajaan Nyalian ( 1556 – 1780 )
3.      Dinasty Kerajaan Bangli ( 1516 – 1945 )
Sang Angga Tirta, pendiri (Wangsangkara) WMGTH, menurunkan 4 orang anak, yaitu I Gede Putu/Sang Anom, Sang Telabah/I Gusti (Kyai) Telabah diangkat menjadi Anglurah Kuta Badung, Sang Rurung dan Sang Anjingan.
Sang Anom, putra sulung Sang Angga Tirta, diangkat menjadi Mance di Tamanbali, pada tahun 1524 oleh dalem Batur Enggong (Raja Gelgel) dan mendapat gelar I Dewa Manca Tamanbali. Beliau menurunkan 5 orang anak, yaitu I Dewa Gede Perasi, I Dewa Pindi, I Dewa Kaler, I Dewa Ngurah Pemecutan.
I Dewa Gede Pering menjadi Mance di nyalian. I Dewa Gede Perasi diangkat menjadi Mance di Bangli dan diberi gelar I Dewa NgurahDenbencingah. I Dewa Pindi di tempatkan di Puri Gaga, selanjutnya dipindahkan ke Puri Sidan. I Dewa kaler yang bergelar Nayakan saat itu membawa Panjaknya yang berjumlah 100 kepala keluarga, ke Desa Getakan sehingga ia mendapat gelar I Dewa Ngakan Getakan, Nayakan, Ngakan yang arinya Pemimpin. Sedangkan I Dewa Ngurah Pemecutan menjadi Raja Tamanbali II.
Dikisahkan Ida dalem Sang Hyang Subali dari Pura Dalem Karangasem membuat taman yang sama keberadaannya seperti yang ada di majapahit yang diberi nama Tamanbali. Sang hyang aji mempunyai seorang anak I Dewa Ayu Mas Kuning.
1350 SM Kerajaan Gelgel masuk te Tamanbali (masih berbentuk Manca), dikisahkan Raja Dewa Angga Tirta sakit dan berobat ke Tamanbali karena Tamanbali termasyur akan pengobatannya. Terjadi jalinan asmara antara I Dewa Ayu Mas Kuning dengan I Dewa Gede Angga Tirta. Peristiwa ini didengarlah oleh Ida Sang Hyang Subali dan beliau turun untuk menangani permasalahan ini dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Sang Hyang Subali kemudian menikahkan Dewa Gede Angga dengan I Dewa Ayu Mas Kuning. I Dewa Gede Angga kemudian memerintah di kerajaan Tamanbali dan dikaruniai anak yang banyak. Pada tahun 1936 dikatakan Desa Tamanbali sudah ada.